Kamis, 01 November 2018

prinsip pengajaran listening

1. mengekspos siswa untuk proses yang berbeda dalam mendapatkan informasi: bottom-up vs top-down
perbedaan antara proses buttom up dan top down ini berdasarkan percobaan siswa untuk memahami apa yang mereka baca dan apa yang mereka dengar. dengan proses bottom-up sisa dapat memulai dari bagian komponen: kata-kata, susunan tata bahasa dan semacamnya. proses top-down kebalikan dari bottom up, proses ini pelajar memulai dari latar belakang pengetahuan mereka, konten skema (informasi yang umu berdasarkan pembelajaran sebelumnya dan pengalaman hidup siswa). 
Banyak siswa yang telah mempelajari penekanan pada kosa kata dan susunan tata bahasa biasa ini disebut dengan proses bottom-up. Ini menjadi sulit untuk pengalaman apa yang dilalui oleh siswa di awal pembelajaran. Khususnya menjadi tantangan untuk mengerti apa pengalamaan mereka ketika mereka mendengar apa yang kita baca.
2. mengekspos murid dengan perbedaan tipe listening
            Pepatah dalam belajar listening: kita bukan hanya fokus dengan apa yang kita dengar tetapi juga fokus kepada untuk apa kita mendengar itu. Pendengar mesti tau apa tujuan mereka dalam mendengar. Mereka juga membutuhkan pengalaman mendengar untuk situasi yang berbeda
            Tipe paling umum dalam tugas listening di berbagai buku adalah mendengar untuk informasi yang spesifik. Ini juga meliputi penangkapan informasi yang konkrit termasuk nama, waktu, tempat dan lainnya. Di sisi lain siswa juga harus mencoba untuk mengerti hal yang umum. Ini biasa disebut global atau gist listening. Di dalam kelas, ini sering meliputi tugas seperti mengidentifikasi ide pokok, mengurutkan kejadian dan sebagian.

            Kedua tipe listening tersebut adalah hal yang penting dan bisa digabungkan contohnya,  murid mendengar secara global untuk mengikuti apa yang speaker sedang bicarakan. Kemudian mereka mendengar informasi yang mungkin penting dan fokus dalam mendapatkan informasi yang spesifik.
            Tipe kritis lainnya dalam listening adalah kesimpulan. Biasanya kesimpulan ini tersirat dan “tidak disebutkan secara langsung. Dalam contoh, “ayo keluar” kemudian timbul pertanyaan “apakah pembicara pergi keluar atau tidak?” tentu saja tidak karena hujan. Tidak disebutkan secara langsung karena memang tidak perlu. Pelajar dapat menyimpulkan informasi tersebut. Kesimpulan berbeda dengan gist dan spesifik informasi karena kesimpulan sering muncul dalam waktu yang sama sebagai tipe listening lainnya.
3. variasi dalam kegiatan
                        1.      Buatlah peranan-peranan yang lainnnya. Sebagai contoh, mintalah salah satu tim untuk menyimpulkan pelajaran yang disampaikan dengan ceramah atau mintalah salah satu tim menciptakan berbagai pertanyaan yang menguji pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran, atau buat nama kelompok yang unik untuk setiap peran mereka. Tantanglah peserta didik untuk bertukar fungsi secara mendadak setelah menyelesaikan kegiatan diatas.
        2.      Berikan pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan dijawab dengan pelajaran yang disampaikan dengan ceramah. Tantanglah  peserta didik untuk mendengarkan jawaban-jawabannya. Tim yang dapat menjawab paling banyak adalah tim yang menang.

4. mengajar strategi listening
            Menurut Rost (2002) strategi yang digunakan oleh pendengar yang sukses
1.      Memprediksi: pendengar berpikir tentang apa yang mereka akan dengar. Menyebutkan ide ide yang terkait tentang materi yang akan diajarkan lebih dulu di prelistening
2.      Menyimpulkan: sangat berguna untuk pendengar untuk mendengar antara baris
3.      Pengamatan: pendengar yang baik akan memperhatikan apa yang mereka pahami dan tidak
4.      Mengklarifikasi: pembelajaran yang efesien akan menyebutkan pertanyaan kepada pembicara
5.      Merespon: pelajar bereaksi dengan apa yang mereka dengar
6.      Penilaian: mereka memeriksa apa yang telah mereka mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar